Berita Ketapang: Internasional Hari ini -->
Tampilkan postingan dengan label Internasional. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Internasional. Tampilkan semua postingan

Mei 10, 2021

Myanmar Klasifikasi Pemerintah Bayangan sebagai 'Organisasi Teroris'

Myanmar Klasifikasi Pemerintah Bayangan sebagai 'Organisasi Teroris'
Para demonstran anti-kudeta militer dalam unjuk rasa di Yangon, Myanmar, 6 Mei 2021.

BorneoTribun Myanmar -- Junta militer yang berkuasa di Myanmar pada Sabtu (8/5) mengumumkan bahwa pemerintah bayangan kini telah masuk dalam daftar "organisasi teroris." Pemerintah bayangan beranggotakan beberapa mantan pejabat, yang beroperasi dari tempat persembunyian.

Sebagian dari mantan pejabat itu termasuk banyak anggota Liga Nasional bagi Demokrasi (National League for Democracy/NLD) yang dipimpin Aung San Suu Kyi, tokoh yang digulingkan dari kekuasaan dalam kudeta 1 Februari. Mereka membentuk "pemerintah persatuan nasional atau (Government of National Unity/GUN)" untuk menolak junta.

Pada Rabu (5/5), pemerintah bayangan mengumumkan pembentukan pasukan pertahanannya sendiri untuk melawan rezim para jenderal dan untuk melindungi warga sipil dari tindakan represif militer.

Pada Sabtu (8/5) malam, TV pemerintah mengimimkan bahwa "pasukan pertahanan rakyat" itu serta kelompok bernama Komite Perwakilan Pyidaungsu Hluttaw (CRPH) atau parlemen, kini masuk dalam daftar "organisasi teroris."

"Kami meminta rakyat untuk tidak mendukung aksi teroris, tidak memberi bantuan kepada aktivitas teroris GUN dan CRPH, yang mengancam keamanan rakyat," kata TV pemerintah.

Sebelumnya, junta telah menyatakan GUN dan CRPH sebagai "perkumpulan ilegal" dan mengatakan bahwa siapapun yang melakukan kontak dengan organisasi-organisasi itu, dianggap melakukan pengkhianatan tinggi.

Namun, klasifikasi baru sebagai "organisasi teroris" berarti siapapun yang berkomunikasi dengan para anggotanya, termasuk wartawan, bisa dijerat dengan Undang-Undang (UU) antiterorisme. [vm/ft]

Oleh: VOA

Badan Amal Aljazair Ambil Alih Restoran untuk Siapkan Hidangan Ramadan

Warga Aljazair berbuka puasa di pusat distribusi makanan amal oleh asosiasi kemanusiaan Ihcene di pinggiran Algiers 30 Juli 2013. Ihcene meluncurkan pusat distribusi makanan amal selama Ramadan, bulan paling suci dalam kalender Islam. (Foto: REUTERS /Loua)

BorneoTribun -- Sebuah organisasi kemanusiaan Aljazair menggunakan fasilitas sebuah restoran untuk menyajikan hidangan gratis yang mewah sepanjang bulan Ramadan untuk membantu orang-orang yang memerlukannya.

Algerian Ihcene Human Voluntary Association menawarkan hidangan Ramadan gratis disertai dengan kejutan. Disajikan di restoran Dar El Moulouk, Aljir, yang dipinjamkan kepada asosiasi itu secara cuma-cuma, Chef Redouane, yang bekerja di sebuah perusahaan multinasional, datang setiap hari bersama dengan para sukarelawan lainnya untuk memasak hidangan panas.

“Hari ini kami memasak Hrira, sup Maroko dengan daging ayam dan daging sapi. Ini saus kuskus Maroko dengan daging ayam dan daging sapi," katanya.

Redouane menjelaskan, hidangan itu dibuat dari bahan-bahan yang berkualitas.

Hidangan Aljazair yang manis terlihat sebelum dibagikan untuk makanan berbuka puasa selama bulan suci Ramadhan, yang ditawarkan oleh asosiasi amal untuk anak yatim, janda dan keluarga miskin di stadion Blida di barat ibukota Aljir, Aljazair, 24 Mei 2018.

Ketika ditanya mengapa ia melakukan pekerjaan memasak dengan sukarela, koki berusia 55 tahun itu menjawab, "Kami di sini untuk memuaskan orang-orang lain, kami ingin orang-orang merasa nyaman. Ini seperti restoran. Sebagian orang tidak mampu makan di restoran dalam kehidupan sehari-hari mereka sehingga setidaknya sewaktu mereka datang ke sini setahun sekali, mereka merasa nyaman. Kami melayani mereka. Mereka makan apa saja yang mereka inginkan dan kami memberi tambahan bagi mereka yang ingin lebih banyak. Alhamdulillah.”

Sementara itu, seorang perempuan berusia 64 tahun, Djamila, mengemukakan alasannya menjadi sukarelawan di sana.

"Saya di sini untuk melayani asosiasi amal ini. Kami meninggalkan rumah untuk memasak bagi mereka yang tidak mampu. Begitu banyak orang miskin dan semua yang datang untuk makan di sini merasa seperti di rumah sendiri," katanya.

Samia, seorang sukarelawan lainnya yang berusia 62 tahun sependapat dengan Djamila.

"Kami menyiapkan makanan untuk orang-orang miskin agar mereka merasa seperti bersama keluarga mereka. Kami meninggalkan rumah kami untuk memberitahu mereka bahwa kita semua sama dan bersama-sama. Kami bekerja dalam bulan suci Ramadan ini," katanya.

Asosiasi Ihcene, yang menyajikan 250 hidangan per hari untuk orang-orang yang membutuhkan dan mereka yang bekerja jauh dari rumah, berupaya keras untuk menciptakan suasana sebuah restoran mewah.

"Ini prakarsa sukarela. Kami membuat hidangan lezat yang Anda lihat ini khususnya untuk membuat orang-orang merasa seperti berada di dalam restoran sungguhan dengan hidangan sungguhannya. Orang-orang sekaran gini tidak mampu membeli hidangan kuskus yang lezat dengan semua bahan berkualitasnya. Seperti yang Anda lihat, kami membuatnya dengan buah prem dan kismis," kata Presiden Asosiasi Ihcene Souad Chikhi.

Suasana hangat yang diciptakan Ihcene menarik banyak pengunjung. Sembari menikmati makanannya, Hassan, seorang pengunjung yang berusia 23 tahun mengatakan,

"Kami datang ke sini dan menyukai makanannya. Kami merasa seperti di rumah sendiri. Makanannya lezat dan mereka melayani kami dengan baik. Kami berterima kasih kepada mereka atas prakarsa ini dan Ramadan yang menyenangkan," ujarnya.

Ihcene bergiat sepanjang tahun dan juga mengumpulkan sumbangan berupa uang. Mereka juga menerima donasi lainnya yang kemudian digunakan antara lain untuk membagikan sembako selama bulan Ramadan. [uh/ab]

Oleh: VOA

Mei 09, 2021

Warga Palestina dan Polisi Israel Bentrok di Masjid Al-Aqsa

Warga Palestina dan Polisi Israel Bentrok di Masjid Al-Aqsa
Warga Palestina bentrok dengan polisi Israel di komplek masjid al-Aqsa hari Jumat (7/5) sore, di tengah ancaman penggusuran terhadap rumah keluarga-keluarga Palestina di Yerusalem timur.

BorneoTribun Internasional -- Warga Palestina bentrok dengan polisi Israel hari Jumat (7/5) sore di komplek masjid al-Aqsa, sebuah tempat suci utama untuk warga Muslim dan Yahudi. Ini merupakan eskalasi dari kekerasan yang sudah berlangsung berminggu-minggu di Yerusalem dan insiden ini menggema ke seluruh kawasan.

Layanan darurat Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan, 53 orang cedera dalam bentrokan dengan polisi di Yerusalem, termasuk 23 orang yang harus dirawat di rumah sakit. Katanya, kebanyakan yang cedera terkena wajah dan matanya akibat peluru yang dilapisi karet, dan kepingan dari granat kejut. Israel mengatakan, enam petugas polisinya cedera.

Sebelumnya pada Jumat, tentara Israel menembak dan menewaskan dua warga Palestina dan mencederai orang ketiga setelah laki-laki itu melancarkan tembakan terhadap sebuah pangkalan dari pasukan para-militer Polisi Perbatasan di Tepi Barat yang diduduki Israel. Ini merupakan insiden terbaru dari serangkaian konfrontasi mematikan dalam minggu-minggu terakhir yang bersamaan dengan bulan suci Ramadan.

Ketegangan meningkat dalam minggu-minggu terakhir di Yerusalem timur, yang diklaim oleh kedua belah pihak, Israel dan Palestina. Pada permulaan Ramadan, Israel memblokir sebuah tempat yang ramai dikunjungi warga Palestina untuk bersosialisasi setelah mengakhiri puasa mereka. Langkah itu memicu bentrokan selama dua minggu sebelum Israel mencabut pembatasan itu. [jm/pp]

Oleh: VOA

Mei 08, 2021

Permata yang Diberikan kepada Putri Angkat Napoleon akan Dilelang

Permata yang Diberikan kepada Putri Angkat Napoleon akan Dilelang
Seorang staf memegang bros safir dan berlianmilik putri angkat Napoleon, Stephanie de Beauharnais, dipajang 200 tahun setelah kematian Kaisar, Jenewa, Swiss, 5 Mei 2021. (Foto: REUTERS/Denis Balibouse)

BorneoTribun.com -- Satu set perhiasan safir dan berlian milik putri angkat Napoleon akan dilelang di Christie's di Jenewa minggu depan. Ini adalah pelelangan langka barang yang terkait langsung dengan kaisar Perancis itu.

Perhiasan tersebut berasal dari awal abad ke-19 dan diyakini sebagai hadiah pernikahan untuk Stephanie de Beauharnais, yang diadopsi oleh Napoleon dan istrinya, Josephine de Beauharnais.

"Saya pikir sebagian besar perhiasan yang berasal dari istana Prancis saat ini telah masuk ke museum atau ke dalam koleksi yang sangat penting," kata Lukas Biehler dari departemen perhiasan Christie’s.

"Melihat suatu barang dari keluarga yang ada hubungan dengan Napoleon masuk ke pasar, hampir tidak pernah terdengar ... dan itu terjadi mungkin sekali setiap abad," katanya kepada Reuters.

Sembilan item dalam set perhiasan tersebut dijual terpisah, termasuk kalung dan tiara yang dihiasi safir dari tambang-tambang, yang pada saat itu disebut Ceylon dan sekarang menjadi Sri Lanka.

Perhiasan tersebut diperkirakan bernilai total antara $471 ribu hingga $821 ribu, menurut katalog lelang. Mereka termasuk di antara 144 lot yang akan dijual pada lelang minggu depan. [na/ft]

Oleh: VOA

Sengketa dengan Prancis Meningkat, Inggris Kerahkan Kapal Perang

Kapal-kapal nelayan Prancis melakukan protes di depan pelabuhan Saint Helier terkait restriksi penangkapan ikan di perairan Inggris pasca Brexit, Kamis (6/5).

BorneoTribun Internasional -- Inggris telah mengirim dua kapal perang ke Selat Inggris dalam sengketa yang meningkat dengan Prancis atas hak penangkapan ikan. Nelayan Prancis mengatakan mereka dilarang mengakses perairan di sekitar pulau Jersey, Inggris.

Lebih dari 20 kapal pukat Prancis, Kamis (6/5), berlayar ke pulau itu untuk memrotes. Mereka menyalakan suar dan memasang spanduk menuntut akses ke perairan Jersey. Satu kapal Prancis sempat singgah di pelabuhan utama di pulau itu.

Inggris mengerahkan dua kapal perang ke daerah itu Kamis untuk "memantau situasi." Prancis juga mengerahkan dua kapal patroli maritim ke perairan Prancis di sekitar Jersey. Kapal Inggris dan Prancis tetap terpisah sekitar 20 kilometer.

Pembicaraan antara nelayan dan otoritas Jersey untuk menyelesaikan perselisihan itu berlangsung Kamis. Jersey berpemerintahan sendiri tetapi Inggris bertanggung jawab atas pertahanan pulau itu, yang terletak di lepas pantai utara Prancis.

Berdasar kesepakatan Brexit, keluarnya Inggris dari Uni Eropa, ada ketentuan khusus untuk daerah penangkapan ikan di pulau itu, menurut pakar perikanan James Kane dari organisasi nirlaba Inggris, Institute for Government.

Berbicara kepada anggota parlemen di Majelis Nasional, Menteri Maritim Prancis Annick Girardin mengancam akan memutus pasokan listrik Jersey. Menteri Inggris Nadhim Zahawi mengatakan Kamis bahwa pemerintah akan mencari solusi atas perselisihan tersebut.

Uni Eropa mengimbau penyelesaian atas sengketa itu. Namun, menurut analis, ketegangan atas penangkapan ikan kemungkinan berlanjut karena Inggris berusaha memenuhi janji Brexit untuk "mengambil lagi kendali" atas perairan dan perbatasannya.[ka/lt]

Oleh: VOA

Roket China Mungkin akan Jatuh ke Bumi Akhir Pekan Ini

Roket China Mungkin akan Jatuh ke Bumi Akhir Pekan Ini
Roket Long March 5B yang membawa modul inti stasiun antariksa Tianhe, lepas landas dari Pusat Peluncuran Antariksa Wenchang di Provinsi Hainan, China, 29 April 2021. (Foto: STR/AFP)

BorneoTribun China -- Kantor berita Associated Press (AP) melaporkan bahwa bagian terbesar dari roket yang mengangkut modul utama dari stasiun antariksa China ke dalam orbit diperkirakan akan jatuh ke Bumi pada Sabtu (8/5). Namun, lokasinya tidak jelas.

Bagian roket seperti itu, tingkat pertama yang biasanya dilepaskan setelah peluncuran, dan masuk kembali tidak lama setelah lepas landas. Juga hal ini biasanya diatur sedemikian sehingga jatuh di daerah perairan, dan tidak melakukan orbit sebagaimana yang terjadi pada bagian roket ini.

Badan Antariksa China masih harus memberitahukan apakah bagian roket dari roket raksasa Long March 5B ini terkendali atau akan jatuh ke bumi tanpa kendali.

Mei lalu, sebuah roket China lainnya jatuh tanpa kendali ke Samudra Atlantik di lepas pantai Afrika Barat.

Rincian dari bagian roket ini dan kintasannya tidak diketahui karena pemerintah China belum secara publik memberitahukan jadwal re-entry atau masuk ke atmosfer Bumi.

Telepon ke Badan Antariksa Nasional China tidak dijawab pada Rabu (5/5), yang kebetulan hari libur.

Namun, harian Global Times, yang diterbitkan oleh Partai Komunis China mengatakan, tubuh roket yang terbuat dari aluminium tipis ini akan secara mudah terbakar ketika masuk ke atmosfer, sehingga tidak membahayakan untuk orang di Bumi.

Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) menduga tubuh roket ini akan jatuh ke Bumi pada Sabtu (8/5).

“Di mana jatuhnya tidak bisa dipastikan sampai beberapa jam sebelum re-entry atau sebelum masuk ke atmosfer Bumi,” kata Pentagon pada Selasa (4/5).

Menteri Pertahanan Amerika Serikat Lloyd Austin, Kamis (6/5), mengatakan, pihak militer Amerika tidak punya rencana untuk menembak jatuh tubuh roket itu.

Juru bicara Gedung Putih Jen Psaki pada jumpa pers pada Rabu (5/5) mengatakan, Komando Antariksa Amerika tahu dan melacak lokasi roket China ini.

Organisasi nirlaba, Aerospace Corporation, mengantisipasi kepingan tubuh roket ini akan jatuh di Pasifik dekat khatulistiwa setelah melewati kota-kota di pesisir timur Amerika. Orbitnya melintasi sebuah jalur dari planet bumi mulai dari Selandia Baru sampai ke Newfoundland. [jm/lt]

Oleh: VOA

India Padati Pasar untuk Persiapan Idul Fitri

India Padati Pasar untuk Persiapan Idul Fitri
Warga berkerumun di pasar di depan masjid Charminar yang terkenal di bulan suci Ramadan di Hyderabad, India, mengabaikan protokol kesehatan, Kamis, 6 Mei 2021. (Foto AP / Mahesh Kumar A.)

BorneoTribun India -- Tidak semua warga Muslim India tampaknya memedulikan pandemi COVID-19 yang terus berkecamuk di negara mereka. Bagaimana suasana menjelang berakhirnya Ramadan di beberapa kota di India?

Warga Muslim India mengikuti salat Jumat secara terbatas pada hari Jumat terakhir Ramadan ini, mengingat restriksi terkait virus corona.

Kekhawatiran mengenai perebakan gelombang kedua virus corona telah menutup sebagian besar masjid di berbagai penjuru negara itu, yang biasanya dipadati jemaah selama bulan suci umat Islam ini.

Seorang perempuan duduk di bawah naungan payung dan mengawasi alas kaki para jemaah yang datang untuk salat Jumat terakhir di bulan suci Ramadan, di Masjid Mekah, Hyderabad, India, Jumat, 7 Mei 2021. (AP)

Seorang ulama di Hyderabad, Telangana, Hafiz Mohammad Zakhir, mengemukakan, "Kami harus mengambil langkah-langkah pencegahan terhadap COVID-19. Kami harus menjaga jarak sosial dan mengenakan masker."

"Saya juga meminta komisaris polisi dan pihak berwenang lainnya, karena mereka menetapkan denda 1.000 rupee (sekitar 193 ribu rupiah – red.) untuk pelanggaran norma-norma keselamatan, maka mereka harus mengerahkan polisi dan aparat keamanan di daerah-daerah padat seperti Charminar, agar masyarakat juga waspada dan mereka akan tahu mengenai pentingnya mengenakan masker,” imbuhnya.

Badan-badan Islam di India memang telah mendesak warga Muslim untuk tetap tinggal di dalam rumah dan salat di rumah selama Ramadan.

Namun, dengan mengabaikan risiko terjangkit, warga Muslim di bagian selatan kota Hyderabad memadati pasar-pasar dalam kerumunan besar untuk berbelanja keperluan menyambut perayaan Idul Fitri.

Orang mengabaikan social distancing dan banyak yang tidak memakai masker saat berbelanja untuk liburan Idul Fitri mendatang yang menandai berakhirnya bulan suci puasa Ramadhan, di India, 5 Mei 2021. (AP)

Seorang warga setempat, Mukhram, mengemukakan, "Sebelum memberlakukannya pada masyarakat awam, para pemimpin nasional dan legislator sendiri harus mengikuti pedoman COVID-19, agar masyarakat biasa juga mengikuti mereka. Pemerintah federal mengatakan tidak ada virus corona dan para pemimpin mengumpulkan massa dan menyatakan virus corona tidak eksis."

"Jika orang pergi ke rapat-rapat umum mereka maka tidak ada virus, tetapi, virus ada sewaktu kita keluar berbelanja. Mereka tidak membicarakan tentang pertemuan besar-besaran di (festival keagamaan Hindu) ‘Mahakumbh’ tetapi membicarakan tentang pertemuan Jemaah Tabligh,” tambahnya.

Polisi berdiri di depan Masjid Jama atau Masjidil Haram pada Jumat-ul-Vida atau Jumat terakhir bulan suci Ramadan, saat diberlakukannya lockdown di tengah pandemi COVID-19, di kawasan tua Delhi, India, 7 Mei 2021.

Secara umum, Muslim India merayakan Ramadan yang berbeda tahun ini dengan tetap tinggal di rumah dan memerangi virus mematikan itu. Kemeriahan Ramadan sendiri tampak jauh berkurang di Bhopal, kota di India Tengah, karena masjid-masjid tetap sepi tanpa kehadiran jemaah maupun suara lantunan bacaan Quran, doa dan zikir.

Javed Kahan, warga Bhopal, mengatakan, "Semua masjid ditutup. Saya yakin kita harus bersatu dan membantu pemerintah memerangi COVID-19. Situasi ini membuat kita harus salat di dalam rumah saja, kita juga harus berdoa kepada Tuhan. Kalau tidak, pandemi tidak akan berakhir.”

Muslim India berbuka puasa Ramadan di Masjid Mekah di Hyderabad, India, Jumat, 16 April 2021. (Foto AP / Mahesh Kumar A.)

Di Lucknow, kota di bagian utara yang juga ibu kota negara bagian Uttar Pradesh, hanya beberapa orang saja yang terlihat salat. Mereka tampak tetap menjaga jarak.

India sedang berada di tengah gelombang kedua wabah virus corona. Sedikitnya 300 ribu orang dinyatakan positif terjangkit virus itu setiap hari pada pekan lalu, dan ini menyebabkan total kasus di negara itu melampaui 21 juta orang. [uh/ab]

Oleh: VOA

Dubai Buka Restoran Tanpa Tirai Penutup Selama Ramadan

Para pengunjung restoran di Dubai, menikmati sajian di rumah makan tersebut, untuk pertama kalinya mengizinkan restoran beroperasi secara bebas selama jam puasa Ramadan di Dubai, Uni Emirat Arab 3 Mei 2021.

BorneoTribun.com -- Sementara banyak kota di negara-negara yang mayoritas penduduknya Muslim membatasi restoran-restoran dalam menjalankan bisnis mereka pada siang hari, Dubai, sebuah emirat dan kota terpadat di Uni Emirat Arab mengambil langkah sebaliknya.

Pada tahun-tahun sebelumnya, restoran-restoran di Dubai diharuskan memasang tirai penutup di area makan agar tidak menyinggung perasaan orang-orang yang berpuasa. Restoran-restoran itu juga hanya diperkenankan beroperasi pada jam-jam tertentu, dan umumnya menjelang berbuka puasa.

Pada Ramadan tahun ini, aturan-aturan telah dicabut. Departemen Pembangunan Ekonomi Dubai mengumumkan, dalam sebuah pernyataan sebelum dimulainya Ramadan, bahwa restoran-restoran di emirat ini dapat memilih apakah akan memasang tirai penutup di ruang makan mereka bila menyajikan makanan selama jam puasa. Tidak hanya itu, mereka pun bisa beroperasi dengan jam yang lebih bebas, seperti sebelum pandemi COVID-19 merebak.

Kebijakan itu diambil dalam upaya untuk meningkatkan ekonomi Dubai, yang sangat bergantung pada pariwisata dan jasa, setelah terpukul selama penguncian dan pembatasan virus corona tahun 2020.

Suasana di sebuah restoran di Dubai setelah untuk pertama kalinya pemerintah mengizinkan restoran beroperasi secara bebas selama jam puasa Ramadan di Dubai, Uni Emirat Arab, 3 Mei 2021. (REUTERS / Abdel Hadi Ramahi)

Direktur Operasi restoran Perancis, Couqley, Zaid Kamel, menyambut langkah pemerintah ini.

“Sebelum pembatasan dicabut, kami tidak diizinkan untuk menyajikan semua makanan dan minuman kami pada siang hari. Setelah pelonggaran pembatasan, kami dapat mengajukan izin untuk melayani pada siang hari dan menyajikan menu makanan dan minuman lengkap kami di siang hari. Sebagai hasilnya, jumlah pelanggan kami meningkat," jelasnya.

Joey Ghazal, pemilik bar Main Oyster, sependapat. Ia mengatakan, "Seperti yang Anda lihat sekarang, hal itu berdampak besar. Saya pikir hotel-hotel melihat manfaat yang luar biasa dari pelonggaran pembatasan. Saya pikir inilah yang terbaik. Harga real estat lebih tinggi daripada sebelumnya. Ada banyak orang yang memilih untuk datang ke Dubai untuk bekerja dari jarak jauh dari sini. Ini jelas berdampak sangat positif bagi kami. Saya melihat, mereka terus menerus memikirkan cara untuk memberikan bantuan kepada para pemilik restoran independen, terutama selama periode sulit semacam ini."

Menurut pemimpin redaksi majalah Middle East Economic Digest (MEED), Richard Thomson, kebijakan yang dikeluarkan pemerintah Dubai menunjukkan bahwa pemerintah mendengarkan keluhan para pemilik bisnis wisata.

Para pengunjung restoran duduk menikmati hidangannya, setelah pemerintah untuk pertama kalinya mengizinkan restoran beroperasi secara bebas selama jam puasa Ramadan di Dubai, Uni Emirat Arab, 2 Mei 2021. (REUTERS / Abdel Hadi Ramahi)

“Saya pikir itu inisiatif sangat menarik karena menunjukkan bahwa pemerintah mendengarkan sektor perhotelan, sektor pangan dan minuman. Perusahaan-perusahaan ini mengalami guncangan besar pada pendapatan mereka, mereka harus menurunkan biaya operasi, memberlakukan semua pembatasan selama bulan suci, itu adalah biaya bagi mereka. Saya pikir itu mencerminkan bahwa pemerintah mendengarkan dan sangat ingin membantu,” jelasnya.

Dubai telah menjadi salah satu kota tujuan pertama yang dibuka kembali untuk pariwisata tahun lalu. Kota ini banyak menarik wisatawan dari berbagai penjuru dunia, yang berusaha menghindari lockdown ketat di negara mereka masing-masing. Banyak ekspatriat juga pindah ke emirat ini untuk bekerja jarak jauh. [ab/uh]

Oleh: VOA

Mei 06, 2021

Pejabat Mesir, Turki Atur Ulang Hubungan Kedua Negara

Pejabat Mesir, Turki Atur Ulang Hubungan Kedua Negara
Wamenlu Turki Sedat Onal (duduk, nomer dua dari kanan) dalam pertemuan dengan Wamenlu Mesir Hamdi Sanad Loza beserta delegasinya, di kantor Kemenlu Mesir di Kairo, Rabu, 5 Mei 2021. (AP)

BorneoTribun Turki -- Sejumlah pejabat Mesir dan Turki, Rabu (5/5) bertemu untuk beberapa pembicaraan, yang bertujuan mengatur ulang hubungan antara kedua kekuatan regional setelah bertahun-tahun bermusuhan.

"Konsultasi politik" dua hari antara kedua negara itu dimulai di Kairo, dipimpin oleh Hamdi Loza, wakil menteri luar negeri Mesir, dan Sedat Onal, wakil menteri luar negeri Turki.

Kementerian Luar Negeri Mesir mengumumkan pertemuan itu dalam pernyataan pada Selasa malam.

Pernyataan itu menggambarkan pembicaraan itu sebagai "diskusi penjajakan" yang berfokus pada "langkah-langkah yang diperlukan yang akan mengarah kepada normalisasi hubungan antar kedua negara, secara bilateral dan dalam konteks regional."

Pernyataan itu tidak memberi penjelasan lebih lanjut. Mesir dan Turki telah berselisih sejak militer Mesir pada tahun 2013 mendongkel presiden dari kelompok Ikhwanul Muslimin yang menerima dukungan dari Turki. Mesir telah menetapkan kelompok Islamis itu sebagai teroris.

Baru-baru ini, Presiden Turki mengisyaratkan hubungan yang bersahabat dengan Mesir, pergeseran dari pendekatan pejabat sebelumnya yang sangat kritis terhadap pemerintahan Presiden Abdel Fattah el-Sissi. [mg/ka]

Oleh: VOA

Insiden di Luar Markas CIA, Seorang Pria Tewas Ditembak

Insiden di Luar Markas CIA, Seorang Pria Tewas Ditembak
Mobil-mobil polisi di luar gerbang markas CIA setelah upaya penerobosan, di Langley, Virginia, Senin, 3 Mei 2021.

BorneoTribun Amerika -- Seorang pria bersenjata yang berupaya memasuki kawasan utama Badan Intelijen Amerika (Central Intelligence Agency/CIA), Senin (3/5), meninggal.

Pejabat-pejabat Biro Penyidik Federal (Federal Bureau of Investigation/FBI), Selasa (4/5), mengatakan pria bersenjata itu, yang ditembak berkali-kali setelah ditolak memasuki gerbang utama markas CIA, meninggal di rumah sakit karena luka-lukanya.

FBI tidak menjelaskan motif insiden pada Senin (3/5) yang menimbulkan dampak pada lalu lintas di dekat kompleks CIA di Langley, Virginia, selama beberapa jam.

“FBI mengkaji setiap insiden penembakan yang melibatkan seorang agen khusus FBI,” kata FBI Washington Field Office dalam pernyataannya. “Kajian itu akan secara hati-hati memeriksa situasi penembakan tersebut dan mengumpulkan seluruh bukti yang relevan dari lokasi.”

“Ketika kajian ini masih berlangsung, kami tidak dapat menyediakan rincian tambahan lain saat ini,” tambahnya.

Insiden pada Senin (3/5) malam itu terjadi ketika laki-laki tersebut mengemudikan kendaraannya mendekati gerbang utama CIA yang dijaga personel bersenjata dan dilindungi beberapa lapis pintu gerbang.

Beberapa agen FBI segera dipanggil ke lokasi itu untuk membantu, sementara badan penegak hukum setempat membantu mengarahkan lalu lintas.

Menurut FBI, setelah ditolak memasuki pintu gerbang itu, tersangka “keluar dari kendaraannya dengan senjata dan terlibat dengan aparat penegak hukum.”

Seorang juru bicara CIA pada Senin (3/5) mengatakan kepada VOA bahwa selama insiden itu terjadi markas badan intelijen itu tetap aman, dan merujuk pertanyaan-pertanyaan tambahan pada FBI. [em/lt]

Oleh: VOA

Laporan Medis: Maradona Bisa Diselamatkan Jika Dirawat Secara Tepat

Laporan Medis: Maradona Bisa Diselamatkan Jika Dirawat Secara Tepat
Seorang pria meletakan setangkai bunga di kaus jersey dengan gambar mendiang bintang sepak bola, Diego Maradona, dalam demo menuntut jawaban atas kematiannya di Buenos Aires, Argentina,10 Maret 2021.

BorneoTribun.com -- Sebuah laporan medis tentang kematian bintang sepak bola legendaris Argentina, Diego Maradona, yang diberikan kepada tim jaksa menyatakan bahwa selama lebih dari 12 jam Maradona tidak menerima perawatan yang memadai dan sebenarnya ia masih bisa hidup jika dirawat di rumah sakit secara benar.

Suatu panel medis telah bekerja selama dua bulan untuk menyusun laporan yang ditulis oleh lebih dari 20 dokter itu.

“Laporan medis ini menunjukkan bahwa tim dokter Maradona membiarkannya tergantung pada nasibnya. Laporan ini membuktikan bahwa tempat di mana Maradona tinggal ketika ia menghembuskan nafas terakhir tidak layak untuk pemulihannya," ujar kuasa hukum bagi perawat Dahiana Madrid, Rodolfo Baque.

Baque menambahkan laporan itu membuktikan bahwa Maradona bukan meninggal karena ambulans terlambat 25 menit, tetapi karena tidak ada ambulans atau peralatan medis di tempat itu.

"Laporan ini membuktikan bahwa saat kematiannya adalah saat ia dinyatakan meninggal, tetapi penderitaan Maradona dimulai setidaknya 12 jam sebelum ia meninggal. Itu berarti setidaknya saat tengah malam,” ujarnya.

Maradona, yang membantu tim sepak bola Argentina memenangkan Piala Dunia pada 1986, dianggap sebagai salah satu pemain sepak bola terhebat yang pernah ada.

Dokumen laporan medis itu semakin memperumit pembelaan tujuh orang yang sedang diselidiki dalam kasus itu, termasuk pakar bedah otak Leopoldo Luque dan psikiater Agustina Cosachov. Keduanya bekerja untuk Maradona. [em/jm]

Oleh: VOA

Mei 04, 2021

Rekaman Pernyataan Bocor, Pemimpin Tertinggi Iran Kecam Menlu

Rekaman Pernyataan Bocor, Pemimpin Tertinggi Iran Kecam Menlu
Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei (kanan) dan Menlu Mohammad Javad Zarif (foto: dok).

BorneoTribun Iran -- Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei hari Minggu (2/5) mengatakan pernyataan Menteri Luar Negeri Mohammad Javad Zarif yang bocor, tentang penilaian blak-blakan soal pertarungan kekuasaan di negara itu, sebagai hal yang “disesalkan” dan “mengejutkan.”

Rekaman pernyataan yang bocor itu mencakup pernyataan terang-terangan Javad Zarif soal mendiang Jendral Qassem Soleimani yang berpengaruh dan tewas dalam serangan pesawat nirawak Amerika di Irak tahun lalu, juga kecaman terhadap kebijakan Iran di Suriah dan hubungannya dengan Rusia.

Dalam pidato yang disiarkan di stasiun televisi pemerintah, Ayatollah Ali Khamenei mengecam Javad Zarif karena menyampaikan pernyataan yang menyimpang dari sikap resmi Iran, meskipun ia tidak menyebut nama.

“Itu suatu kesalahan besar yang seharusnya tidak dibuat oleh seorang pejabat Republik Islam Iran,” tegas Khamenei.

Javad Zarif telah minta maaf atas pernyataan yang memicu kecaman politik di Iran kurang dari dua bulan sebelum pemilu presiden.

Beberapa minggu ini memuncak spekulasi bahwa Javad Zarif, yang mungkin merupakan pejabat Iran yang paling dapat dikaitkan dengan perjanjian nuklir yang berantakan itu, akan menantang tokoh-tokoh garis keras dalam pemilu presiden mendatang.

Kecaman keras Khamenei terhadap Javad Zarif memicu keraguan tentang kemungkinan adanya ambisi politik menjelang pemilu presiden, sementara Dewan Wali - sebuah badan yang beranggotakan ulama-ulama senior dan pakar hukum yang menjabat di bawah kepemimpinan Khamenei – mengkaji kandidat-kandidat yang mencalonkan diri.

Javad Zarif sendiri telah bersikeras bahwa ia tidak akan bertarung dalam pemilu presiden Juli nanti. [em/lt]

Oleh: VOA

Taiwan Selidiki Pembelot dari China

Taiwan Selidiki Pembelot dari China
Seorang turis (kanan) berjalan melewati mural yang dilukis di dinding di Kepulauan Kinmen Taiwan, yang terletak hanya 3,2 km (dua mil) dari pantai China daratan (di latar belakang) di Selat Taiwan, 21 Oktober 2020. (Foto: AFP)

BorneoTribun Taiwan -- Menteri pertahanan Taiwan, Senin (3/5), mengatakan pihak berwenang sedang menyelidiki kebenaran pengakuan seorang pria dari China daratan yang berhasil menyeberangi Selat Taiwan dengan perahu karet dalam upaya untuk mencari perlindungan politik.

Pada hari Sabtu (1/3), polisi mengatakan seorang pria bermarga Zhou telah ditahan di pelabuhan kota Taichung setelah penduduk setempat menemukannya di dekat tanggul dan mengatakan ia berperilaku mencurigakan.

Polisi mengatakan pria itu memberi tahu mereka bahwa ia telah melakukan perjalanan dari Fujian di pantai tenggara China dengan perahu karet yang dilengkapi dengan motor tempel dan 90 liter bahan bakar.

Pria itu mengatakan ia ingin pindah ke Taiwan untuk mencari kebebasan dan demokrasi, kata polisi.

Menteri Pertahanan Chiu Kuo-cheng mengatakan kelemahan pengawasan Selat Taiwan kini sedang diselidiki karena perjalanan pria itu.

"Kami akan menghubungi penjaga pantai, kami akan saling memberi tahu bila ada masalah, untuk mengetahui penyebabnya dan melakukan perbaikan," kata Chiu kepada wartawan, Senin (3/5).

Selat Taiwan adalah salah satu perairan dengan pengawasan paling ketat di dunia.

China yang otoriter memandang Taiwan yang berpemerintahan sendiri dan demokratis sebagai wilayahnya dan telah bersumpah suatu hari akan merebutnya, dengan kekerasan jika perlu.

Kapal-kapal angkatan laut dan penjaga pantai dari kedua sisi mengawasi selat sepanjang 180 kilometer itu dengan saksama.

Meskipun peristiwa pembelotan antara kedua belah pihak sudah pernah terjadi sebelumnya, perjalanan melintasi selat itu jarang terjadi, terutama mengingat Taipei menguasai beberapa pulau yang hanya beberapa mil dari garis pantai China. Beberapa warga negara China yang membelot lebih memilih terbang ke Taiwan untuk meminta perlindungan.

Cuaca di selat Taiwan juga terkenal sulit diprediksi dan mencari perlindungan di Taiwan adalah taktik yang berisiko.

Taiwan tidak mengenal konsep suaka, dan sebagian alasannya karena takut disusupi oleh agen-agen China dan juga karena ingin mencegah arus masuk selama masa krisis.

Para imigran ilegal dari China telah dipulangkan, tetapi Taipei terkadang menutup mata terhadap para pembangkang.

Selama bertahun-tahun beberapa pengungsi China diam-diam diberikan izin untuk tinggal, sementara Taiwan juga menyambut warga Hong Kong yang mencoba melarikan diri dari tindakan keras Beijing di pusat keuangan Asia yang sedang resah itu. [ab/uh]

Oleh: VOA

Blinken: China Bertindak 'Lebih Agresif di Luar Negeri'

Blinken: China Bertindak 'Lebih Agresif di Luar Negeri'
Menteri Luar Negeri Antony Blinken memberi keterangan pers kepada media setelah pembicaraan tertutup dengan delegasi China di Anchorage, Alaska, 19 Maret 2021.

BorneoTribun Amerika -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken mengatakan dalam wawancara yang disiarkan pada Minggu (2/5) bahwa China belakangan ini bereaksi "lebih agresif di luar negeri" dan berperilaku dengan "cara yang semakin bermusuhan."

Ketika ditanya oleh CBS News, seperti dikutip Reuters, apakah Washington mengarah ke konfrontasi militer dengan Beijing, Blinken menjawab: "Sangat bertentangan dengan kepentingan China dan AS apabila sampai ke titik itu atau bahkan mengarah ke sana."

"Yang kami saksikan dalam beberapa tahun terakhir," tambahnya, "adalah China bertindak lebih represif di dalam negeri dan lebih agresif di luar negeri. Itu fakta."

Ditanya mengenai laporan pencurian ratusan miliar dolar atau lebih dalam bentuk rahasia dagang dan hak atas kekayaan intelektual (HAKI) AS oleh China, Blinken mengatakan pemerintahan Biden "sangat khawatir" akan isu HAKI.

Dia mengatakan itu seperti aksi "seseorang yang berusaha bersaing dengan tidak adil dan semakin bermusuhan. Tapi kami lebih efektif dan kuat ketika mengajak negara-negara yang sejalan dan sama-sama dirugikan, untuk mengatakan kepada Beijing: 'Ini tidak bisa dan tidak akan dibiarkan'".

Kedutaan China di Washington belum segera merespons permintaan Reuters untuk mengomentari wawancara Blinken itu. [vm/ft]

Oleh: VOA

Mei 03, 2021

Pemerintah Afghanistan Selidiki Ledakan Tanki BBM di Kabul

Pemerintah Afghanistan Selidiki Ledakan Tanki BBM di Kabul
Warga Afghanistan berada di dekat puing-puing ledakan tanki BBM di pinggiran Kabul, Minggu (2/5).

BorneoTribun Afghanistan -- Kementerian Dalam Negeri Afghanistan mengatakan sedikitnya tujuh orang tewas dan 14 lainnya luka-luka ketika kebakaran meluluhlantakkan puluhan mobil tanki bahan bakar di tepi utara ibu kota Afghanistan hari Minggu (2/5).

Juru bicara kementerian itu mengatakan tim penyelidik masih menyisir puing-puing mobil-mobil tanki dan sebuah pom bensin yang terbakar dan apinya menerangi daerah itu Sabtu malam (1/5).

Tidak ada indikasi langsung apakah kebakaran itu karena kecelakaan atau sabotase.

Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Afghanistan mengatakan kebakaran terjadi ketika percikan api membakar mobil tanki yang berisi bahan bakar. Mobil tanki lain yang ada di dekatnya dengan cepat dilalap api. Kobaran api raksasa dan asap tebal membubung ke langit.

Kebakaran di tepi utara ibu kota itu juga menghanguskan sejumlah rumah dan sebuah pom bensin di dekatnya.

Beberapa bangunan hancur dan arus listrik – yang biasanya hanya ada di sebagian Kabul – padam. [em/lt]

Oleh: VOA

Terkait COVID-19, Semakin Banyak Negara Larang Pendatang dari India

Terkait COVID-19, Semakin Banyak Negara Larang Pendatang dari India
Bantuan peralatan untuk perawatan COVID-19 dari AS tiba di bandara Indira Gandhi, New Delhi (30/4).

BorneoTribun Amerika -- Semakin banyak negara yang untuk sementara melarang kedatangan dari India. Negara terpadat kedua di dunia itu terus mengalami lonjakan kasus COVID-19. Amerika melarang pendatang dari India mulai Selasa (4/5).

Presiden Amerika Joe Biden Jumat lalu mengumumkan pembatasan perjalanan baru terhadap India sehubungan epidemi COVID-19. Mulai Selasa, Amerika melarang sebagian besar warga, yang bukan warga Amerika, memasuki Amerika.

Pembatasan itu atas saran Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika dan diberlakukan mengingat "besar dan luasnya lonjakan pandemi COVID-19" di India," kata Gedung Putih.

Biden pada Jumat (30/4) menandatangani keputusan yang menerapkan pembatasan itu, yang pertama kali dilaporkan kantor berita Reuters. Dalam keputusan itu disebutkan bahwa India mencatat lebih dari sepertiga kasus baru virus corona global. Ditambahkan bahwa "diperlukan tindakan yang proaktif untuk melindungi kesehatan masyarakat dari pendatang yang memasuki Amerika Serikat" dari India.

Wakil Presiden Kamala Harris mengukuhkan Jumat sore bahwa Amerika akan membatasi perjalanan dari India mulai Selasa, 4 Mei. Alasannya, lonjakan luar biasa kasus COVID-19 di negara itu dan munculnya varian yang berpotensi berbahaya. "Tidak diragukan lagi orang-orang khawatir," ujar Harris.

Berada di landasan bandara Cincinnati, Ohio, Harris mengatakan langkah itu "atas saran CDC, pakar COVID-19 dan pakar medis, serta penasihat keamanan nasional." Ia juga mengatakan Amerika mengirim "pesawat dengan pasokan yang mencakup oksigen" Jumat malam.

"Kita bertanggung jawab, terutama Amerika, terkait orang-orang yang telah bermitra dengan kita selama bertahun-tahun, untuk membantu ketika orang sedang membutuhkan," imbuhnya.

Inggris, Jerman, Italia, Thailand, Singapura, Kanada dan Hong Kong juga melarang kedatangan dari India. Australia dan Selandia Baru sudah lebih dulu menerapkan larangan itu dan memperpanjangnya.

Menanggapi larangan Selandia Baru, juru bicara kementerian luar negeri India Arindam Bagchi mengatakan, "Mereka mengatakan bahwa ini adalah larangan sementara dan larangan ini tidak hanya untuk warga India tetapi juga untuk warga Selandia Baru di India."

Juga mulai 4 Mei, Irlandia mewajibkan karantina dua minggu bagi orang yang datang dari, atau transit di, India. Mereka yang keluar dari hotel karantina lebih cepat diancam denda, hukuman penjara, atau keduanya.

Sampai Minggu sore waktu Amerika, pusat data COVID-19 John Hopkins University mencatat hampir 20 juta kasus di India, nomor dua setelah Amerika Serikat. [ka/lt]

Oleh: VOA

Hukum

Peristiwa

Kesehatan