Berita Ketapang: Internasional Hari ini -->
Tampilkan postingan dengan label Internasional. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Internasional. Tampilkan semua postingan

Mei 03, 2021

Pemerintah Afghanistan Selidiki Ledakan Tanki BBM di Kabul

Pemerintah Afghanistan Selidiki Ledakan Tanki BBM di Kabul
Warga Afghanistan berada di dekat puing-puing ledakan tanki BBM di pinggiran Kabul, Minggu (2/5).

BorneoTribun Afghanistan -- Kementerian Dalam Negeri Afghanistan mengatakan sedikitnya tujuh orang tewas dan 14 lainnya luka-luka ketika kebakaran meluluhlantakkan puluhan mobil tanki bahan bakar di tepi utara ibu kota Afghanistan hari Minggu (2/5).

Juru bicara kementerian itu mengatakan tim penyelidik masih menyisir puing-puing mobil-mobil tanki dan sebuah pom bensin yang terbakar dan apinya menerangi daerah itu Sabtu malam (1/5).

Tidak ada indikasi langsung apakah kebakaran itu karena kecelakaan atau sabotase.

Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Afghanistan mengatakan kebakaran terjadi ketika percikan api membakar mobil tanki yang berisi bahan bakar. Mobil tanki lain yang ada di dekatnya dengan cepat dilalap api. Kobaran api raksasa dan asap tebal membubung ke langit.

Kebakaran di tepi utara ibu kota itu juga menghanguskan sejumlah rumah dan sebuah pom bensin di dekatnya.

Beberapa bangunan hancur dan arus listrik – yang biasanya hanya ada di sebagian Kabul – padam. [em/lt]

Oleh: VOA

Terkait COVID-19, Semakin Banyak Negara Larang Pendatang dari India

Terkait COVID-19, Semakin Banyak Negara Larang Pendatang dari India
Bantuan peralatan untuk perawatan COVID-19 dari AS tiba di bandara Indira Gandhi, New Delhi (30/4).

BorneoTribun Amerika -- Semakin banyak negara yang untuk sementara melarang kedatangan dari India. Negara terpadat kedua di dunia itu terus mengalami lonjakan kasus COVID-19. Amerika melarang pendatang dari India mulai Selasa (4/5).

Presiden Amerika Joe Biden Jumat lalu mengumumkan pembatasan perjalanan baru terhadap India sehubungan epidemi COVID-19. Mulai Selasa, Amerika melarang sebagian besar warga, yang bukan warga Amerika, memasuki Amerika.

Pembatasan itu atas saran Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika dan diberlakukan mengingat "besar dan luasnya lonjakan pandemi COVID-19" di India," kata Gedung Putih.

Biden pada Jumat (30/4) menandatangani keputusan yang menerapkan pembatasan itu, yang pertama kali dilaporkan kantor berita Reuters. Dalam keputusan itu disebutkan bahwa India mencatat lebih dari sepertiga kasus baru virus corona global. Ditambahkan bahwa "diperlukan tindakan yang proaktif untuk melindungi kesehatan masyarakat dari pendatang yang memasuki Amerika Serikat" dari India.

Wakil Presiden Kamala Harris mengukuhkan Jumat sore bahwa Amerika akan membatasi perjalanan dari India mulai Selasa, 4 Mei. Alasannya, lonjakan luar biasa kasus COVID-19 di negara itu dan munculnya varian yang berpotensi berbahaya. "Tidak diragukan lagi orang-orang khawatir," ujar Harris.

Berada di landasan bandara Cincinnati, Ohio, Harris mengatakan langkah itu "atas saran CDC, pakar COVID-19 dan pakar medis, serta penasihat keamanan nasional." Ia juga mengatakan Amerika mengirim "pesawat dengan pasokan yang mencakup oksigen" Jumat malam.

"Kita bertanggung jawab, terutama Amerika, terkait orang-orang yang telah bermitra dengan kita selama bertahun-tahun, untuk membantu ketika orang sedang membutuhkan," imbuhnya.

Inggris, Jerman, Italia, Thailand, Singapura, Kanada dan Hong Kong juga melarang kedatangan dari India. Australia dan Selandia Baru sudah lebih dulu menerapkan larangan itu dan memperpanjangnya.

Menanggapi larangan Selandia Baru, juru bicara kementerian luar negeri India Arindam Bagchi mengatakan, "Mereka mengatakan bahwa ini adalah larangan sementara dan larangan ini tidak hanya untuk warga India tetapi juga untuk warga Selandia Baru di India."

Juga mulai 4 Mei, Irlandia mewajibkan karantina dua minggu bagi orang yang datang dari, atau transit di, India. Mereka yang keluar dari hotel karantina lebih cepat diancam denda, hukuman penjara, atau keduanya.

Sampai Minggu sore waktu Amerika, pusat data COVID-19 John Hopkins University mencatat hampir 20 juta kasus di India, nomor dua setelah Amerika Serikat. [ka/lt]

Oleh: VOA

Lebih dari 800 Migran di Italia Diselamatkan di Laut

Lebih dari 800 Migran di Italia Diselamatkan di Laut
Seorang migran dihibur oleh awak kapal kemanusiaan Spanyol Open Arms di lepas pantai Pulau Sisilia Lampedusa, Italia selatan, 18 Agustus 2019. (Foto: AP)


BorneoTribun Itali -- Dua pelabuhan Italia menghadapi kedatangan ratusan migran Sabtu (1/5), Sebuah kapal amal berlayar ke pelabuhan Sisilia dengan 236 orang yang diselamatkan dari kapal-kapal penyelundup di Laut Tengah. Sementara garda pantai Italia dan polisi perbatasan membawa 532 lainnya ke sebuah pulau kecil.


Kelompok penyelamat maritim SOS Mediterranee mengatakan sebuah kapal yang dioperasikannya, Ocean Viking, menyelamatkan para migran itu empat hari lalu dari perahu karet. Mengikuti instruksi pihak berwenang Italia, Ocean Viking berlayar ke Augusta, Sisilia, dengan para penumpangnya, termasuk 119 anak tanpa pendamping.


SOS Mediterranee mengatakan sejumlah penumpang mengaku dipukuli oleh para penyelundup yang berbasis di Libya dan dipaksa menaiki perahu karet reot meski ada gelombang tinggi.


Di Pulau Lampedusa, yang lebih dekat dengan Afrika Utara dibandingkan daratan utama Italia, Walikota Salvatore Martello mengatakan para migran dari empat kapal yang perlu diselamatkan, telah dibawa ke daratan semalam. Mereka diselamatkan oleh garda pantai Italia dan kapal-kapal polisi.


Secara terpisah, kapal angkatan laut Italia menyelamatkan 49 migran, kata laporan TV Italia.


Masih di Laut Tengah Sabtu (1/5), kapal amal Sea-Watch 4 dengan 308 orang didalamnya diselamatkan dalam empat operasi terpisah dari kapal-kapal penyelundup, kata Sea-Watch dalam pernyataan.


Cuaca yang lebih hangat pada musim semi seringkali meningkatkan jumlah kapal yang diluncurkan menuju Eropa oleh para penyelundup migran yang berbasis di Libya. [vm/ft]


Oleh: VOA

Hukum

Peristiwa

Kesehatan